Ini adalah kali kedua saya mengunjungi KBRI di Kuala Lumpur. Pertama kali adalah untuk melaporkan diri bahwa saya dan keluarga sekarang berdomisili di sini, sekaligus meminta surat pernyataan mengenai izin mengemudi yang saya gunakan adalah benar surat izin yang berasal dari Indonesia dan dapat berlaku di sini.
Tapi, kali kedua kunjungan saya ini, membawa misi yang berbeda. Saya ikut dengan teman yang pergi ke KBRI setiap 2 bulan sekali untuk sharing mengenai pelajaran Bahasa Inggris, yang sederhana kepada para tenaga kerja wanita Indonesia yang berada di penampungan, atau yang sering disebut dengan shelter.
Para tenaga kerja yang berada di shelter ini adalah tenaga kerja yang biasanya kabur dari rumah majikannya, dan akan segera dipulangkan oleh pihak kedutaan Indonesia, ke kota asalnya masing-masing. Ada berbagai cerita di balik kaburnya para tenaga kerja ini ke kedutaan, masing-masing berbeda.
Saya tidak akan membahas tentang mereka satu-persatu tentunya, tapi saya akan bercerita tentang apa yang kami lakukan di sana.
Mba Iin dengan Meals-nya |
Pelajaran Bahasa Inggris kali ini bertemakan tentang Meals. Jadi pembahasan yang dilakukakan pun di mulai dari jenis makanan mulai Sarapan, Makan Siang hingga Makan Malam, sayur-sayuran, buah-buahan, dan conversation yang ada kaitannya tentang penyajian makanan.
Sesi belajar ini diselingi dengan kuis-kuis dadakan untuk yang berani menjawab pertanyaan, maju ke depan untuk menuliskan bahasa inggris dari kata-kata sederhana seputar meals, juga yang berani untuk melakukan role play conversation. Bukan hanya untuk mendapatkan oleh-oleh yang dibawa dari pengajar, tapi memang mereka memiliki keinginan untuk belajar yang cukup tinggi. Sekaligus mengajarkan mereka untuk berani tampil dan menyuarakan dirinya.
Memang, tidak semua tampak antusias, tapi paling tidak, kelas ini bukan kelas yang sepi peminat, yang jika dijawab hanya diam. Kelas hari ini cukup atraktif, dan diselingi dengan celetukan-celetukan lucu, sekaligus curhat colongan dari mereka yang kemudian menjadi bahan tertawaan bagi mereka sendiri.
Belajar conversation |
Ada beberapa orang dari mereka yang tampak begitu antusias, salah satunya 2 orang di foto sebelah saya ini, mereka berulang kali menjawab pertanyaan, dan jangan salah, mereka pintar looh.. Saya sempat berucap dalam hati, mungkin kalau mereka punya kesempatan untuk kuliah, nasib akan berbeda. Mungkin dia yang duduk sebagai pengajar, mungkin dia sudah di Malaysia tapi bukan sebagai tenaga kerja rumah tangga yang kabur dari majikan, dan banyak kemungkinan lainnya.
Setelah selesai dengan pelajaran Bahasa Inggris, karena waktu juga memang masih cukup, kami mengadakan lomba menyanyi grup. Lo tmba menyanyi lagu-lagu Indonesia seperti Satu Nusa Satu Bangsa, Maju Tak Gentar, dan sebagainya. Hehe surprisingly memang banyak yang tidak tahu lagu jenis itu, lagu tentang Indonesia yang mereka ketahui adalah lagu Indonesia Raya. Ya, sukurlah paling tidak tahu lagu kebangsaan sendiri.
Beginilah situasi kelas, tidak terlalu ramai juga.
Serius |
Semangat !! 17 Agustus 1945 |
Tawa ini yang saya maksud |
Mungkin kemarin saya sedikit egois, karena cenderung tidak bertanya apa perasaan mereka dengan adanya kelas ini. Melainkan saya merasa bahagia sendiri, kalo istilah saya, ini kesenangan saya sendiri. Hari ini saya kembali menjadi bermanfaat untuk orang, meskipun tidak banyak, meskipun mungkin bukan pelajaran bahasanya, tapi kebahagiaannya. Ternyata tertawa dengan orang yang mungkin dalam beberapa tahun kebelakang sudah jarang tertawa itu cukup menyenangkan.
Indahnya berbagi :-)
ReplyDeleteseru deh lihat kelas yang lesehan itu :-)
Iyaaa..Bahagia itu datangnya dengan cara beda-beda ya..
DeleteHehe, kelas sederhana aja kok.. TKW nya siiih ada yang seneng, dan emang ada yang sedih ceritanya.. Ntar deh di part 2 ya..
ReplyDelete